Setelah
Baiah Aqobah ke dua tindakan kekerasan terhadap kaum muslimin makin meningkat,
bahkan musyrikin Quraisy sepakat akan membunuh Rasulullah SAW. Menghadapai
kenyataan ini Rasulullah SAW menganjurkan kepada para sahabatnya untuk hijrah
ke Yatsrib. Kelompok orang lemah diperintahkan lebih dulu karena merekalah yang
paling banyak menderita penganiayaan dan paling sedikit mendapatkan
perlindungan. Rasulullah SAW sendiri baru meninggalkan Makkah setelah seluruh
kaum muslimin keluar dari Makkah kecuali Ali dan keluarganya, berikut Abu Bakar
dan keluarganya. Ketika akan berangkat Rasulullah SAW meminta Ali untuk tidur
di kamarnya untuk mengelabuhi musuh yang berencana membunuhnya. Beliau
berangkat ke gua Tsur, arah selatan Makkah ditemani oleh Abu Bakar. Mereka
bersembunyi di gua Tsur selama 3 malam. Tidak ada yang tahu tentang keadaan dan
tempat persembunyian mereka selain putera puteri Abu Bakar sendiri, Abdullah,
Aisyah dan Asma serta sahayanya Amir bin Fuhairoh. Merekalah yang mengirimkan
makanan setiap malam dan menyampaikan kabar mengenai pergunjingan penduduk
Makkah tentang Rasulullah SAW.
Pada malam ketiga mereka keluar dari persembunyiannya
untuk melanjutkan perjalanan menuju Yatsrib ditemani oleh Abdullah bin Abi
Bakar dan Abdullah bin Arqod seorang musyrik yang bertugas sebagai petunjuk
jalan. Rombongan ini bergerak ke arah barat menuju laut merah kemudian belok ke
utara mengambil jalan yang tidak biasa dilalui oleh kafilah-kafilah pada
umumnya. Setelah mengarungi padang pasir yang sangat luas dan amat panas
akhirnya pada hari Senin, tanggal 8 Rabi’ul Awal tahun I Hijriyah, tibalah Nabi
Muhammad SAW di Quba, sebuah tempat kira-kira 10 km dari kota Yatsrib.
Selama 4 hari di Quba beliau menginap di rumah Kultsum
bin Hadam, seorang laki-laki tua yang rumahnya sering dijadikan pangkalan bagi
orang-orang yang baru datang ke Yatsrib. Sedangkan Abu Bakar menginap di rumah
Hubaib bin Isaf. Selam 4 hari istirahat, Nabi SAW mendirikan sebuah Masjid,
yaitu masjid Quba. Itulah masjid yang pertama kali didirikan dalam
sejarah umat Islam. Rasulullah SAW yang meletakkan batu pertama di kiblatnya,
diikuti oleh Abu Bakar kemudian diselesaikan oleh para sahabatnya. Tiga
hari kemudian Ali bin Abi Thalib tiba di Quba selama menempuh perjalanan selama
15 hari. Ia bergabung dengan Rasulullah SAW tinggal di rumah Ibnu Hadam. Keesokan
harinya jum’at 12 Rabiul Awal bertepatan dengan 24 September 622 M rombongan
muhajirin ini melanjutkan perjalanan ke Yatsrib.
Kedatangan Rasulullah SAW disambut dengan hangat penuh kerinduan oleh
kaum Ansor. Begitu sampai di kota ini beliau melepas tali kekang unta yang
ditungganginya dan membiarkan unta itu berjalan sekehendaknya. Unta itu baru
berhenti di sebidang kebun yang di tumbuhi beberapa pohon kurma bersebelahan
denga rumah Abu Ayyub. Kebun ini milik dua anak yatim bersaudara yang di asuh
oleh Abu Ayyub bernama Sahl dan Suhail putera Rafi’ bin Umar. Atas permintaan
Muadz bin Ahro’, kebun ini di jual dan
di atasnya di bangun masjid atas perintah Rasuluulah SAW. Sejak kedatangan
Rasulullah SAW Yatsrib berubah namanya menjadi Kota Madinah atau Madinatur
Rasul atau Madinatul Munawwaroh.
Setelah
menetap di Madinah ini Rasulullah SAW barulah memulai rencana mengatur siasat
dan membentuk masyarakat Islam yang bebas dari tekanan dan ancaman,
mempertalikan hubungan kekeluargaan antara kaum Muhajirin dan Ansor, mengadakan
perjanjian saling membantu antara kaum muslimin dengan bukan muslim, menyusun
siasat, ekonomi, social serta dasar-dasar Daulah Islamiyah.
(dilansir dari buku PAI kelas X: H. Muhtadi, M.Ag. dkk)
(dilansir dari buku PAI kelas X: H. Muhtadi, M.Ag. dkk)