Raja’ berarti harapan. Yaitu mengharap keridlaan dan rahmad dari Allah swt.
Rahmat adalah segala karunia allah swt yang mendatangkan manfaat dan nikmat.
Menurut Ahmad Zaruq : raja’ adalah kepercayaan atas karunia Allah yang dibuktikan dengan amal. Kalu bukan demikian maka iti adalah keterperdayaan diri.
Raja’ (harapan) adalah ketergantungan hati terhadap sesuatu yang dicintai yang akan terjadi dimasa yang akan dating. Sebagaimana khauf (rasa takut) berhubungan dengan sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Berangan-angan terhadap sesuatu yang mustahil di sebut dengan Tamanni.tamani berdampak menjadikan sifat malas berusaha, tidak mau berjerih payah dan sungguh-sungguh. Sedang raja adalah kebaikannya yakni berharap disertai dengan usaha sungguh-sungguh.
Ada 3 bentuk raja’ (menurut Abdullah bin khubiq)
1. Menegrjakan kebaikan dan berharap dapat diterima.
2. Menegrjakan kejahatan lantas ia bertobat dan berharap dapat ampunan.
3. Berdusta dan tidak mengulangi lagi, lalu mengharap ampunan.
Manfaat raja’ adalah dapat mempertebal iman dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Karena raja’ merupakan percaya atas sifat kedermawanan allah swt.
Contoh sikap raja’ :
v Berdo’a mengarap dikabulkanpermohonannya.
v Menghrap ampunanNya
v Mengharap diberi kebahagiaan dunia akherat.
Lawan dari raja’ adalah berputus asa/putus harapan terhadap ridha dan rahmat dari Allah swt. Sifat seperrti ini hukunya adalah haram karena sudah berprasangka buruk kepada Allah swt.
( hadis qudsi: “ aku sesuai dengan keyakinan hamba-Ku tentang Aku)
Sabda Rosulullah saw : “ janganlah sekali-kali seorang diantara kalian meninggal dunia kecuali ia berbaik sangka kepada Allah”
Orang yang bersifat raja’ maka akan melahirkan sikap sbb:
1. Optimis . selalu berpengharapan baik terhadap segala hal atau persoalan. Lawannya adalah psimis.
2. Dinamis. Giat bekerja dan terus berusaha secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas diri kea rah yang lebih baik. Lawan sifat ini adalah statis.