Monday, 4 January 2016

Tafsir -Qur'an surat al-Nisa ayat 136


Firman Allah swt :
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya." (An Nisa; 136)
Menurut imam Qurtubi, firman Allah swt. يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا آمِنُوْا , ayat ini diturunkan dan ditujukan untuk semua orang yang beriman, makna ayat tersebut adalah wahai orang-orang yang berbuat benar, tunjukkan kebenaran yang kalian lakukan dan teruslah kalian berada pada garis kebenaran itu, وَالْكِتَابِ الَّذِى نَزَّلَ عَلَى رَسُوْلِهِ “Dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya,” maksudnya adalah al-Qur’an, وَالْكِتَابِ الَّذِى أُنْزِلَ مِنْ قَبْلُ “Serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya,” artinya kepada setiap kitab yang diturunkan kepada para Nabi. Ibnu Katsir, Abu Umar, dan Ibnu ‘Amir membaca dengan Qira’ah “nuzzila”, dan “unzila” dengan harakat dhammah, sedangkan yang lain membacanya dengan Qira’ah “nazzala” dan “anzala” dengan harakat fathah, pendapat lain mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan kepada orang yang beriman kepada Muhammad dari kalangan para Nabi terdahulu. Pendapat lain mengatakan bahwa khitab ayat ini ditujukan kepada orang-orang munafik, makna ayat menurut kelompok ini adalah wahai orang-orang yang beriman secara zhahir, murnikanlah keimananmu kepada Allah. Pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang musyrik, makna ayat menurut golongan ini adalah wahai orang-orang yang beriman kepada Latta, Uzza dan Thaghut (syeitan), berimanlah kalian kepada Allah, dan percayalah kalian kepada Allah juga kepada kitan-kitab-Nya. (Syaikh Imam al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi 5, hal.983-984.)

Sedangkan Imam Ibnu Katsir dalam kitab beliau memberikan penafsiran  bahwa maksud konteks  ayat di atas bukanlah perintah untuk beriman, melainkan perintah untuk lebih menyempurnakan iman dan memperkokohnya. Dari surah an-Nisa ayat 136 diatas Rukun Iman disebutkan hanyalah lima perkara yaitu:
    
 Percaya kepada Allah
    Percaya kepada Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul
    Percaya kepada Malaikat-Malaikat
    Percaya kepada Kitab-Kitab
    Percaya kepada Hari Akhirat
Menurut Sayyid Quthb, seruan iman pada ayat tersebut merupakan seruan iman yang kedua , dengan menyebutkan ciri atau sifat mereka yang membedakan mereka dari kejahilan yang ada di sekitarnya. Ini merupakan penjelasan terhadap unsur-unsur iman yang wajib diimanai oleh orang-orang yang beriman. Yaitu, beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Iman yang menghubungkan antara hati seorang mukmin dengan Tuhan yang telah menciptakan mereka, dan telah mengutus kepada mereka orang yang menunjukkan mereka pada keimanan itu, yaitu Rasulullah. Di sampinng itu juga beriman kepada risalah Rasul dan membenarkan segala yang dibawa untuk mereka dari Tuhan yang telah mengutusnya.dan kemudian disusul dengan keharussan beriman kepada hari kiamat. (Sayyid Quthb, “Tafsir fi Zhilalil Quran”, diterjemahkan oleh As’ad Yasin, Jakarta, Gema Insani:  2008, cet.3,  jil.III, h.101)
Menurur sayyid Quthb adapun beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul dan hari kiamat bagi orang beriman sudah merupakan fitrah di lubuk hatinya yang dalam.
 M. Quraish Shihab menjelaskan dalam bukunya Wawasan Al Quran , Al-Quran mengisayaratkan bahwa kehadiran Tuhan ada dalam diri setiap insan.
Demikian dipahami dari firman-Nya dalam surah al-Rum: 30.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Karena sudah menjadi fitrah manusia untuk beriman kepada Allah, maka sewajarnyalah untuk senantiasa meningkatkan dan memperkokoh keimanan itu. Umat terdahulu meyakini sebagian yang disampaikan oleh para rasul dan kufur dengan sebagian yang lain.


ASBABUN NUZUL
  
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abdu ‘I-Lah bin Salam, Asad dan Usaid yang keduanya putra Ka’ab, Tsa’labah bin Qais, Salam bin saudara perempuan Abdu ‘I-Lah bin Salam, dan Yamin bin Yamin. Mereka datang kepada Rasulullah saw. seraya berkata, “Kami beriman kepadamu dan kitabmu, kepada Musa dan Taurat, dan kepada ‘Uzair; tetapi kami ingkar kepada selain kitab-kitab dan rasul-rasul itu”. Maka, Rasulullah saw. bersabda, “Bahkan, hendaknya kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad, beserta kitab-Nya, al-Qur’an, dan seluruh kitab yang diturunkan sebelum itu.” Mereka berkata, “Kami tidak akan melakukannya”. Maka turunlah ayat ini, kemudian mereka semua beriman. (Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi 5, hal. 301.)