Friday, 8 January 2016

9 Sifat Mulia Nabi Muhammad Yang Tidak Dimiliki Umatnya



Nabi Muhammad saw adala nabi yang mulia, demikianpun dengan sifat-sifatnya sehingga seorang muslim menjadikannya sebagai suri tauladan dalam segala hal,baik dalam sikap, tutur kata, ibadah dll. Dalam nadhaman al-Syamail al-Muhammadiyah al-Syarifah menerangkan sifat-sifat mulia Nabi Muhammad SAW. Nadham ini antara lain telah disebut dalam kitab al-Maraqi al-Ubudiyah karangan Syeikh al-Nawawi al-Bantani. Nadham tersebut adalah :

لَمْ يَحْتَلِمْ قَطُّ طٰـهَ مُطْـلَقًا أَبَدًا        *         وَمَا تَثـَائَبَ أَصْـلاً فِىْ مَدَى الزَّمَنِ
مِنْهُ الدَّوَابُ فَـلَمْ تَهْرَبْ وَمَـا وَقَعَتْ        *ذُبَابَةٌ أَبَـدًا فِى جِسْمِـهِ الْحَسَنِ
بِخَلْـفِهِ كَأَمَـامٍ رُؤْيَةٌ ثَـــبَتَتْ            *     وَلَا يُرٰى أَثْـرُ بَوْلٍ مِـنْهُ فِيْ عَلَنِ
وَقَلْبُهُ لَمْ يَنَـمْ وَالْعَيْنُ قَدْ نَعَسَتْ       *       وَلَايَرٰى ظِـلَّهُ فِى الشَّمْسِ ذُوْ فَـطِنِ
كَـتْفَاهُ قَدْ عَلَـتَا قَوْمًا إِذَا جَلَسُوْا      *       عِنْـدَ الْوِلَادَةِ صِـفْ يَا ذَا بِمُخْتَتَنِ
هَذِه الْخَصَائِصَ فَاحْفَظْهَا تَكُنْ أٰمِنًا*        مِنْ شَرِّ نَـارٍ وَسُرَّاقٍ وَمِـنْ مِحَنِ

Terjemahannya lebih kurang sebagai berikut :
1.        Rasulullah SAW tidak pernah mimpi bersetubuh baik sebelum jadi nabi atau setelahnya, Beliau juga sama sekali tidak pernah menguap sepanjang masa,

Monday, 4 January 2016

Tafsir -Qur'an surat al-Nisa ayat 136


Firman Allah swt :
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya." (An Nisa; 136)
Menurut imam Qurtubi, firman Allah swt. يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا آمِنُوْا , ayat ini diturunkan dan ditujukan untuk semua orang yang beriman, makna ayat tersebut adalah wahai orang-orang yang berbuat benar, tunjukkan kebenaran yang kalian lakukan dan teruslah kalian berada pada garis kebenaran itu, وَالْكِتَابِ الَّذِى نَزَّلَ عَلَى رَسُوْلِهِ “Dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya,” maksudnya adalah al-Qur’an, وَالْكِتَابِ الَّذِى أُنْزِلَ مِنْ قَبْلُ “Serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya,” artinya kepada setiap kitab yang diturunkan kepada para Nabi. Ibnu Katsir, Abu Umar, dan Ibnu ‘Amir membaca dengan Qira’ah “nuzzila”, dan “unzila” dengan harakat dhammah, sedangkan yang lain membacanya dengan Qira’ah “nazzala” dan “anzala” dengan harakat fathah, pendapat lain mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan kepada orang yang beriman kepada Muhammad dari kalangan para Nabi terdahulu. Pendapat lain mengatakan bahwa khitab ayat ini ditujukan kepada orang-orang munafik, makna ayat menurut kelompok ini adalah wahai orang-orang yang beriman secara zhahir, murnikanlah keimananmu kepada Allah. Pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang musyrik, makna ayat menurut golongan ini adalah wahai orang-orang yang beriman kepada Latta, Uzza dan Thaghut (syeitan), berimanlah kalian kepada Allah, dan percayalah kalian kepada Allah juga kepada kitan-kitab-Nya. (Syaikh Imam al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi 5, hal.983-984.)

Friday, 31 January 2014

Teladan menuntut Ilmu

Para Ilmuwan atau Ulama dahulu, dalam proses menuntut ilmu memiliki semangat yang kuat sehingga menjadi sosok ilmuwan yang di akui dan memberikan kemaslahatan sampai sekarang. Semangat tersebut patut menjadi teladan bagi kita dalam semangat  mencari ilmu. Berikut ini beberapa kisah menakjubkan tentang kesungguhan para Ulama dalam menuntut ilmu :